ARQ
ARQ merupakan sebuah film lepas yang diproduksi oleh Netflix. Temanya sci-fi-time-travel ala Edge of Tomorrow. Setting dunia menjelang apocalypse atau yang lebih keren diistilahkan dengan a minute to midnight. Filmnya low budget, jadi jangan mengharapkan special effect dan lokasi yang keren. Bisa dibilang, film ini mengadaptasi cara pembuatan film SAW yang fokus pada lokasi itu-itu saja. So, kekuatannya adalah di akting dan rasa penasaran penonton untuk menduga-duga apakah hal yang sama akan terulang atau tidak. Oya, saya bukan kritikus atau sejenisnya. Review ini berdasarkan preferensi saya aja, so it may differ from others including you hehehe. And Oh... i've made the subtitle of bahasa indonesia for this movie.
Story
ARQ sendiri adalah singkatan dari Arcing Recursive Quine, sebuah alat yang konon berfungsi sebagai generator energi tak terbatas dan juga mesin waktu. ARQ di ciptakan oleh seorang ilmuwan militer bernama Renton yang 'terpaksa' bekerja untuk sebuah korporasi bernama Torus.
Suatu hari Renton terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba sekelompok orang mengenakan masker mendobrak pintu kamarnya. Ia bersama teman wanitanya yang bernama Hannahpun menjadi tawanan kelompok yang menyebut dirinya Bloc. Tujuan Bloc adalah untuk merampok uang milik Renton yang akan mereka gunakan untuk menghancurkan Torus. Di tengah usahanya untuk membebaskan diri dari Bloc, Renton tertembak lalu tak sadarkan diri. Ketika terbangun, Renton mendapatkan dirinya berada di kamar, terbaring di sebelah Hannah. Ketika masih mencerna apa yang baru saja terjadi, mencoba berdamai dengan pikirannya bahwa peristiwa perampokan yang dialaminya adalah sebuah mimpi, pintu kamar Renton kembali di dobrak sama seperti sebelumnya. Renton di tawan, berusaha membebaskan diri, tapi kali ini Hannah yang tertembak baru dirinya. Ketika sadarkan diri kembali, Renton lagi-lagi berada di kamarnya. Rentonpun sadar, bahwa ia telah mengulang hari itu beberapa kali. Apa penyebabnya?
Plot
Pada setiap kali waktu berulang, sedikit demi sedikit misteripun terkuak. Misteri tentang siapa Bloc dan apa hubungan mereka dengan Hannah. Lalu 'keajaiban' ARQ hingga perburuan Torus akan keberadaan Renton yang dianggap sebagai pencuri ARQ.
Karena memang temanya adalah pengulangan waktu, maka beberapa line dan shot akan diulang. Meski begitu, kita nggak malah jadi bosan. Justru hal-hal tersebut jadi patokan penonton untuk menebak hal-hal apa saja yang mungkin berubah dan apa efeknya jika hari kembali terulang. Build up penonton untuk merasa penasaran tentang nasib Hannah dan Renton dibuat dengan halus. Twist yang dihasilkan pada setiap 'pengulangan waktu' pun cukup mengejutkan.
Hubungan masa lalu Renton - Hannah memang pasti bisa segera di duga. Kedekatan mereka bisa terbaca dari dialog dan sikap Renton pada Hannah. At some point, those kind of relationship makes the story-line a little bit predictable. Worry not dear viewer, that kind of thinking...i mean, our expectation out of their relationship might be just the reason there are things that surprise you too.
Cast
Bintang dalam film ini buat saya justru terletak di Hannah bukan Renton yang menjadi point of view film ini. Rachael Taylor yang memerankan Hannah memiliki kualitas akting yang jempolan. It fools you at some point. Meski film low budget dengan latar 'seadanya', Rachael Taylor berhasil membuat penonton mengabaikan 'kesederhanaan' film ini dan fokus pada kedalaman tension serta thrill ceritanya. Pairingnya dengan Robbie Amell sebagai Renton juga pas. Rachel bisa mengangkat karakter Renton yang cenderung flat. Flat dalam arti memang karakter Rentonnya bukan akting Robbie. Pokoknya dari awal kita langsung rooting untuk mereka.
Overall, if i give it a score i'd say ARQ is on 7.5 because its a low budget ones. After taste nonton-nya saya suka. Should i told you how it ends? Nah, just watch it.
Subtitle Bahasa Indonesia ARQ Netflix WebRip 720p | Mirror
Filmnya disini
pass : netflixARQ
No comments:
Post a Comment