Friday, April 29, 2016

Review : Ada Apa Dengan Cinta 2




Ada Apa Dengan Cinta 2 is a long overdue sequel, a 14 years time gap. Bermula dari kemunculan mini episode yang di usung oleh salah satu provider instant messaging, somehow the sequel came. Kehadiran sequel ini ditunggu oleh para remaja akhir 90an yang tumbuh dengan kenangan 'geng cinta' dan sastra ala Rangga. Buku curhat dan kaos kaki sebetis jadi hits dikalangan anak gadis saat itu, para pemuda main-main ke perpus cari buku sastra dan mencoba-coba jadi pujangga. At some point it was long forgoten, yet we never really forget and still hoping the sequel will came and it did yesterday, April 28 of 2016. This is how it goes.

Synopsis
Geng Cinta sudah tumbuh dewasa, meniti karir dan hidup masing-masing. Rangga masih di New York dan tengah bergelut dengan 'writers block'. 

Suatu hari, geng Cinta berlibur bersama dalam rangka menghibur kembalinya Karmen dari kemelut hidupnya. Yogyakarta menjadi tujuan wisatanya. Sementara itu Rangga terpanggil untuk kembali ke Indonesia, menemui long-lost-dear-mother setelah sang 'adik' memaksanya pulang.

Pulang=Indonesia=Cinta. 
Berbekal saran dari seorang teman untuk menyelesaikan 'unfinished business' agar writer' s block yg dialami Rangga buyar, Ranggapun pulang, mencari cinta dan ibunya.

Akhirnya Rangga bertemu dengan Cinta di Yogyakarta. Keduanya bertemu dengan semangat menyelesaikan 'unifinished business'. Is it really finish? It is. *wink*


Review
Secara keseluruhan cerita, film ini akan pas jika di tambah sub judul 'Reuni' because that is all about. Bukan cuma reuni para pemain, plot juga reuni yg menyatukan kerinduan penonton, terutama mereka yg masih remaja saat nonton film pertama di rilis. 

Untuk alurnya sendiri tidak ada yg spesial, plot twist-nya juga sederhana dan mengalir. Sebagai penonton, kita nggak dibikin pusing apalagi tergugah untuk menganalisa jauh, mikirin plot hole dan lain-lain. You just enjoy it. Just because THIS IS AADC, THIS IS RANGGA + CINTA. Kita terhanyut dengan ke-khas-an aadc, puisi dan narasi ala rangga, konflik ala geng cinta, dan kocaknya Mili.

Bicara tentang karakter, semuanya pas. Meski sudah tumbuh dewasa, ke-khas-an mereka yang muncul saat remaja masih terasa. Cinta yang jago ngeles, Rangga yang sinis, Mili yg wow...she's my favorite pokoknya. Memang awalnya agak berasa gimanaaa gt liat dialog-dialog Cinta di cafe. Itu loh yang banyak dijadiin meme. Dialognya semacam unbelievable, but then i remember, memang begitulah si Cinta.

Eksekusi adegan, cutting scene dan pemilihan set-nya ruar biasa. Scene favorit saya pas pementasan boneka, sarat makna pokoknya. The silent meant so many things. 

Well, ini adalah film dimana penonton akan terbuai dan memaklumi banyak hal karena ini adalah Sekuel Ada Apa Dengan Cinta Yang Ditunggu 14 Tahun. I'm not complaining, i enjoy it very much. Its lovely.

Satu hal, saya pikir AADC ini, Rangga+Cinta ini, punya potensi untuk menjadi kisah epic modern dengan muatan emosi yang sedalam ini seperti halnya Hayati+Zainudin di Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, if its a tragic ones. Ah....