Monday, September 19, 2016

Review : Childhood's End (2014)



Kali ini saya akan membuat SERIES REVIEW dari SERIAL berjudul CHILDHOODS END. Childhoods End adalah mini-series dari stasiun tv syfy sebanyak 3 episode. Serial ini merupakan adaptasi dari novel yang berjudul sama buah karya Arthur C. Clarke. Semoga bermanfaat sebagai referensi rekan-rekan yang suka nonton.

SINOPSIS
Serial ini berkisah tentang dunia yang tetiba diinvasi oleh alien. On the ordinary day at Earth, people get scared, confused and shocked. Sebuah pesawat alien melayang di langit. Semua sistem komunikasi terganggu, bahkan pesawat, kapal dan kendaraan yang tengah berjalanpun semua berhenti. Berhenti dengan aman, tanpa korban jiwa. Bersamaan dengan itu, manusia-manusia terkasih yang telah tiada begitu saja muncul dan berkata, "Jangan takut, nama saya Karellen." Ya, sosok alien ini menyebut dirinya Karellen dan tidak pernah menunjukkan siapa dirinya. Ia berbicara melalui perantara seorang pria bernama Ricky Stormgren.

Karellen menyatakan bahwa misinya di bumi adalah untuk menolong umat manusia, and he did. Bertahun-tahun setelah kehadirannya bumi hidup dalam sebuah utopia. Dunia baru yang aman, damai, tanpa kekerasan, tanpa teknologi canggih just like the old days. Manusia sendiri seolah berada dalam sebuah euphoria kedamaian, dorongan-dorongan liar manusia untuk berbuat jahat hilang begitu saja. Kesehatan manusia terjaga dengan fasilitas canggih yang disediakan. Pertanian dan perkebunanpun melimpah ruah. Karellen bukan hanya menjadi sosok penyelamat. Bagi sebagian, Karellen adalah Tuhan dan Ricky adalah Sang Nabi.

Sampai suatu hari, ketika Ricky diserang penyakit dan Karellen tidak juga menyembuhkannya. Faith manusia akan Karellenpun mulai goyah. Terlebih ketika peristiwa aneh menimpa para anak-anak. Mereka seperti 'bocah setan' dalam film the Omen. Mistis. Adalah keluarga Greggson yang tengah menantikan kehadiran anak perempuannya. Mereka sudah siapkan namanya, yaitu "Jennifer." Fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan menimpa keluarga itu bahkan sebelum Jennifer lahir. Apakah yang terjadi pada bumi? Benarkah Karellen adalah penyelamat bumi?

REVIEW
Pertama memilih untuk nonton ini yang terbayang adalah tipikal film alien yang mencoba menginvasi bumi. Datang ke bumi, memusnahkan manusia dan menjadikan bumi tempat tinggal mereka atau menggunakan bumi sebagai salah satu resource yang menghidupi planet asal mereka. Pikiran itu langsung hilang saat Karellen bicara. Tone suara Charles Dance as Karellen (juga Tywin Lannister) ini bener-bener pas dan convincing. Sepanjang episode bahkan hingga akhir, saya masih bertanya-tanya apa sih agenda dari Karellen ini.
Serial ini dengan sempurna menggiring kita untuk memahami betul kenapa manusia akhirnya 'menyerah' dan yakin akan kata-kata Karellen. Bahwa pada dasarnya kita ingin menikmati hidup dalam kesedarhanaan, kita mendambakan lingkungan yang aman dan kesehatan yang terus terjaga. Karellen berhasil memberikan itu, hingga manusia hidup dalam sebuah euphoria "living the dream" dan terlena di dalamnya.
Pola pemahaman saya akan film ini langsung berubah ketika melihat wujud Karellen. This is not about an alien, its about faith. Its about judgement day and the end of the world. Nonton yang sempet bikin bosen langsung putar otak mengaitkan apa yang dipaparkan dalam film ini dengan ayat-ayat dalam kitab agama saya. Hasilnya? Merinding!
Jennifer and everything about her existence and sect sukses membuat saya spooky. At some-point serial inipun berubah menjadi semi-thriller yang penuh suspense. But, nothing beats the feeling you have at the end of the episode. i literally cried. sangat menyentuh. the backsound just make it worst. i'm a big fan of sad ending, hampir setiap cerpen yang saya tulis selalu punya sad ending and this...one of the best ever.
Serial ini tidak lagi jadi serial yang dull and typical, its something else. Pengalaman baru.

Referensi film/serial Alien yang lain :
V, Helix,

Disini Filmnya
pass:subtitle-zen-by-tante-inez

No comments:

Post a Comment